Minggu, 19 April 2015

Memulai Kembali

Selamat malam, semesta!
Sudah cukup lama saya tidak menyentuh dunia tulis menulis. Rasanya rindu sekali. Saya harap kalian wahai manusia-manusia selalu dalam lindungan Tuhan. Menulis itu tidak mudah, tidak sulit juga. Ya.. ditengah-tengah antara mudah dan sulit, deh. Silahkan namakan sendiri. Saya salah satu orang yang lebih baik menuangkan keluh kesah saya ke dalam tulisan daripada bercerita kepada manusia-manusia yang terkadang mereka hanya pura-pura perduli. 

Yasudah, cukup sekian pembukaan saya.

Minggu, 28 Juli 2013

Pertama.

Aku terbangun dari pejam mengingat bahwa hari ini, tanggal ini, sabulan yang lalu kau meminta aku untuk menjadi kekasih hati. Tak terasa waktu cepat sekali berlalu, ya. Masih ingat, sebulan lalu, masih dengan gugupnya kau memegang jemari ini. Aku berjanji demi namaku sendiri, demi bumi yang masih setia memberi kehidupan, aku takkan bergeser ke lain hati, pun bahkan tidak untuk sesenti. Aku memang hanya gadis kecil yang selalu merengek manja ketika kau tak menemani karna kesibukanmu. Maafkan aku untuk hal itu.
Kalau detik ini kamu ada disini, aku takkan membuang sedetik pun untuk tidak memelukmu erat. Kalau saja kita tidak dipisahkan oleh keyakinan, aku sudah mantap menetapkan kamu untuk menyesaki ruang hati, sampai besok, besoknya lagi, besoknya lagi, sampai rambutku berubah menjadi putih, sampai kulitku sudah dikeriputi oleh waktu, sampai mati. Tepat satu bulan kita udah sama-sama. Tepat satu bulan kamu selalu meluangkan waktumu bahkan disela-sela kesibukanmu untuk menggapai masa depan. Tepat satu bulan kamu selalu mampu membuat aku dari hanya tawa kecil hingga terbahak-bahak karna candamu walau terkadang aku menangis hingga terisak-isak ketakutan kalau kalau kita tidak akan bertahan lama dan kamu pergi jauh. Tepat satu bulan pula kita mampu membunuh waktu yang selalu mampu membuat rindu meletup-letup minta untuk dipenuhi. Aku takkan meminta lebih selain kamu seutuhnya milik aku dari ujung kepala hingga ujung kaki.
Kamu adalah yang pertama yang membuat kedua dan ketiga hingga seterusnya menjadi tidak ada. Kamu membuat aku menjadi dekat dengan Tuhanku yang selalu meminta agar kamu selalu menjadi nafasku. Kalau kamu ada disini, aku meminta pada Tuhan agar kamu menjadi hilang ingatan dan tidak ingin pulang. Kalau boleh meminta satu kali lagi, aku tidak ingin jatuh hati lagi, tidak untuk lelaki mana pun selain kamu, hanya kamu sampai emua ini abadi. Sudah, sudah. Aku tidak ingin berpanjang lebar karena aku tahu, satu milyar huruf pun tidak akan habis jika aku harus menulis semua ini. Aku jatuh cinta, semakin dalam, lebih dalam dan ingin lebih dalam hingga aku tenggelam. Selamat untuk aku, kamu, dan waktu yang sudah mengizinkan kita untuk selalu berucap rindu. Dan jika boleh minta tolong, jangan terlalu sebentar bersamaku, itu saja.

Tuhan, tepukkan tangan-Mu dan persatukan kami. Amin.

Rabu, 24 Juli 2013

Payah.

Aku adalah semacam dinding yang pernah berdiri kokoh.
Lebih kokoh, dan semakin kokoh.
Kini aku mulai gentar ketika semua pelangi pelan-pelan berubah menjadi petir.
Lalu petir itu menusuk ubun-ubun hingga sampai mata kaki.
Sakit.
Bahkan, aku pun sudah enggan menangis.
Nangis? untuk apa?
Bahkan kamu juga tak secuil pun perduli.
Iya, iya aku paham kamu mulai geram.
Geram atas rasa cemburuku yang semakin hari semakin memburu.
Yang semakin hari semakin menderu.
Yang semakin hari semakin tak tahu diri.
Pahamilah, semua itu karna dinding yang pernah kokoh ini, takut rubuh karna rasa cemburu.
Kemana aku bisa bersandar lagi, kemana? Bahkan kamu tidak ada ketika aku melemah.
Aku cuma butuh dadamu, itu saja dan aku tak akan meminta lebih.
Pahami, aku mulai lemah dan payah. Mulai gelisah dan putus asa.
Pahami itu, sayang.

Minggu, 14 Juli 2013



That day, the day you've said that "Cha, if you were a christian, I'd definately marry you." 
God, could you make a huge bridge that can make us last? Please..

Senin, 01 Juli 2013

Berhenti di kamu.

Semua orang muak sama sikap aku yang terlalu pemilih.
Bukan bermaksud sombong, melainkan aku hanya memilih siapa yang pantas untuk memiliki aku.
Semenjak hari itu, iya hari itu, dimana aku dilepeh untuk kedua kalinya, Aku sulit jatuh cinta.
Maaf, biar ku revisi, bukan sulit jatuh cinta, namun sulit menetapkan pilihan.
Dua tahun mungkin waktu yang sebentar, waktu yang sebentar untuk mampu tidak menitikkan air mata.
Tapi sudahlah, itu hanya sepenggal masa lalu.

Pernah seringkali aku mencoba menjalani nikmatnya jatuh hati. Awalnya manis, ujung-ujungnya nangis lagi.
Semua gagal, semua hilang, entah kemana.
Sampai akhirnya dimana aku bertemu denganmu disebuah dunia yang tidak nyata.
Iya, dunia yang fana, dunia yang mampu mengelabui semua mata.
Tapi bukan perkara penting bagiku dimana pertama kali kita bertemu, yang terpenting kita bertemu untuk menjadi saling nyata.

Aku trauma, mereka mengagungkan aku, mengindah-indahkan namaku, sebelum bertemu denganku.
Yang pada akhirnya, ketika bertemu mereka gagu karena aku tak sesuai harapannya.
Ha ha ha, sudah biasa.
Sampai akhirnya aku berkenalan dengan kamu, yang selalu bersikap acuh tak acuh.
Dihari kita menjadi nyata untuk satu sama lain, aku terkejut. Terkejut bukan kepalang.
Kamu diluar ekspektasiku. Jauh.
Aku gagu. Aku mulai membisu dan kadang tersenyum malu.
Iya, kamu begitu menawan, tuan. Sampai-sampai membuat aku membisu.

Lalu ketakutan sayup-sayup menghampiri, kalau-kalau kamu akan lai seperti mereka.
Kita berbincang banyak, tentang apa saja. Dan lalu kau mengantarku pulang dengan kondisi jantung berdegup dengan badainya.

Semakin hari, semakin akrab.
Semakin kesini, semakin tak tahu mana hati mana nadi.
Semua merusak saraf otak. Iya, pikiranku mulai kebanyakan kamu.
Aku masih ingat bagaimana pertama kali kau memegang tanganku,
Menatap mataku tajam,
Dan melempar senyum manja.

Juga, dimana pertama kalinya seorang lelaki memberiku sebuah bunga dengan cantiknya.
Sungguh, sungguh rasanya nadi dan hati ingin berhenti berfungsi.
Kamu mengoyak dan menggobrak semua dinding hati hingga rubuh.
Kamu sukses.
Padahal mereka-mereka yang berusaha mendapatkan hatiku, tak secuil pun dapat menarik perhatuianku.

Kita memang berbeda jalan, tuan.
Aku menyembah-Nya dengan sebuah sajadah suci,
Dan kau menyembah-Nya dengan nyanyian-nyanyian rohani.
Ketahuilah, aku mencintai perbedaan ini.

Semua berjalan dengan rapi, dengan apik.
Sampai akhirnya dimana titik itu datang, kau memintaku untuk menjadi bagian dari hidupmu, aku girang bukan kepalang.
Bibirku memang diam, namun mereka tersenyum malu karena tak mampu berkata.
Jantungku bahkan tak berdetak, melainkan menari dan berdansa.

Aku sulit menetapkan hati aku untuk berlabuh, tuan.
Namun aku memilihmu.
Pahamilah, ini berarti aku mencintaimu.
Tolong jangan pernah merobeknya,
Jangan merusaknya,
Dan jangan membuat air mata ini mengalir dengan derasnya.

Karena aku, aku memilih kamu,
Dan hati ini berhenti di kamu.

Selasa, 16 April 2013

AWKWARD


Ini bego banget, banget banget! Lagi diperpus, duduk sebelahan, PCnya sebelahan, main omegle, dan ketemunya sama temen sendiri lagi. Kita bertiga emang temenan deket dari semester satu sampe sekarang. Semuanya gila, semuanya autis.






Siangnya omglean diperpus, malemnya pas omeglean lagi ketemunya sama sia lagi. DOSA APA SIH GUE??!!! Ini awkward banget. To the max.

Rabu, 20 Februari 2013

There's always a lil truth every behind "Just kidding".
A little knowledge every behind "I don't know".
A little pain every behind "Its okay".
A little emotion every behind "I don't even care".

So, when we're talking about something jokes, a lil bit about 'a feeling' and everytime u say "nope, just kidding" it means there's a lil "truth" inside it, isn't it?